Seorang sahabatku pernah mengirimkan sms kepadaku....
"Kuminta pada ALLAH bunga segar, IA beriku kaktus berduri.
Kuminta pada ALLAH binatang mungil, IA beriku ulat berbulu.
Ku sedih, berontak dan kecewa.
Betapa tidak adilnya ini...
Namun kemudian...
Kaktus itu berbunga indah, bahkan sangat indah.
Dan ulat itupun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang amat elok.
Itulah jalan ALLAH. Indah pada waktunya.
ALLAH tidak memberi apa yang kita harapkan.
Kadang kita sedih, kecewa dan terluka atas ketentuanNYA.
Tapi jauh di atas segalanya, IA sedang merajut yang terbaik untuk kita.
SUBHANALLAH..."
SMS itu dikirimnya saat sahabatku itu mengetahui aku "sukses tertunda" alias gagal dalam tes CPNS tahun 2008 lalu.
Isinya indah, artinya dalam, penuh makna.
Terkadang apa yang kita fikir terbaik untuk kita belum tentu terbaik menurut ALLAH.
Begitu juga sebaliknya. Apa yang bukan menjadi pilihan kita mungkin itulah yang terbaik untuk kita menurut ALLAH.
Mungkin ALLAH ingin menguji kita dengan hal-hal yang kurang berkenan di hati kita.
Tapi kalau kita bisa mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang telah digariskan ALLAH, maka itu akan menjadi hal yang terindah.
Karenanya, kita jangan pernah berontak dengan keputusan ALLAH.
Percayalah, ALLAH itu Maha Bijaksana. DIA tau apa yang terbaik untuk hidup kita.
Dan ALLAH paling tau apa sebenarnya yang kita butuhkan...
thanks a lot to my best friend Hajima, untuk SMS-nya
22 Februari 2009
everything you want is not everything you need...
Senin, 23 Februari 2009
INDAH PADA WAKTUNYA
Jangan Ulangi...
Dia melihat wajahnya di cermin. Tampak jelas olehnya gurat-gurat maksiat di wajahnya. Garis-garis dosa. Keriput-keriput perbuatan yang salah dan selalu diulang-ulang, tanpa menyesal dan mengingkari taubatnya.
Lama ditatapnya. Menyesal...Tapi dia tak bisa menangis. Apakah hatinya sudah mati ? karena pengkhianatan terhadap taubatnya sehingga untuk meratapi dosa pun sudah tak bisa lagi. Air mata penyesalannya mungkin sudah mogok karena bosan dibohongi.
Dia meminta solusi kepada Tuhannya. Tapi belum juga didapatkannya apa yang dia minta dari Tuhannya. Mungkin karena banyak maksiat, sehingga doa-doanya belum juga terkabul hingga sekarang.
Tunggu saja, Allah Maha Pemberi. Tapi terkadang hamba-Nya yang malas meminta. Pada saat meminta, tidak jarang hamba-Nya melumuri permintaan-permintaannya dengan maksiat, yang bisa memperlambat proses terkabulnya doa.
(April 2008)
Selasa, 17 Februari 2009
Kritikmu, Apakah Mereka dengar ?
Dia terus saja mencaci dan mamaki. Kata-kata kasar dan hinaan terus saja meluncur dari mulutnya. Yang dicaci tak peduli, terus saja beraksi memperlihatkan tingkah laku yang tak disenanginya. Seorang ibu berusia sekitar 50-an tahun, setiap hari tak bosan mencacinya. Yang dicaci teruis saja mengalir dan tak peduli dengan makian-makian yang terlontar dari mulut Ibu Setengah Abad itu.
Mungkin bukan hanya Ibu Setengah Abad itu saja yang memakinya, mungkin di luar sana banyak orang, ibu-ibu, bapak-bapak, tua, muda, laki-laki, perempuan. Tapi yang diherankan, begitu bencinya orang-orang dengan perilakunya, para pengkritik itu tak pernah bosan dan bahkan tak pernah absen untuk selalu melihat tingkahnya.
Bukan. Bukan manusia yang dikritik oleh Ibu Setengah Abad itu. Melainkan sebuah kotak, berlayar kaca, bervolume, bergambar gerak. Di dalamnya ada manusia punya berbagai informasi untuk semua kalangan. Ada manusia yang punya berbagai tingkah laku, gerak, kata, suara. Ya...TELEVISI !!
Dan yang dikritik habis-habisan oleh Ibu Setengah Abad itu adalah SINETRON. Sinetron yang ditonton oleh ribuan atau mungkin saja jutaan penonton.
Setiap adegan sinetron yang ditonton oleh Ibu Setengah Abad itu memang memicu mulut untuk berkata yang "tidak enak" bagi penonton yang terpancing emosinya. Karena memang adegan yang diperlihatkan adalah adegan dengan kata-kata yang merenadahkan, menyumpah, kata dan tingkah kasar yang membuat sakit hati bagi yang menonton. Belum lagi temanya yang selalu memperlihatkan perbedaan kelas sosial, perebutan cinta, harta, dan kekuasaan. iiiiiii.......Bikin gerammmm.........
Nah... kalau sudah begitu, akan keluarlah kata-kata :"bodoh, gila, setan, tak berhati perut..." dan macam-macam komentar negatif lain.
Kalau menontonya bikin sakit hati, mending tidak usah menontonnya. Untuk apa coba, kalau menonton hanya membuat hati sakit dan bennci. Buang-buang energi.
Kasihan sang pemeran dalam sinetron, hampi setiap hari mendapatkan cacian dari orang yang menonton setia adegannya yang memancing emosi. Walaupun tiu bukanlah sifat aslinya, hanya sebuah adegan di layar kaca, sebuah tuntutan peran dari sang sutradara.
Kasihan juga yang menonton, setiap kritiknya menjadi sia-sia karena tak akan merubah peran dan adegan dalam sinetron itu. Hanya akan menjadi omongan yang takkan didengar, mengotori lisan, mengotori hati
13 Februari 2008
maaf yaaaaaa...
Senin, 02 Februari 2009
Jodoh...... :)
Jodoh...........
Siapa pendamping hidupmu nanti???
Jangan kau pertanyakan.
Karena seperti apapun pertanyaan kita, kalau Allah belum menghadirkannya di depan kita, maka kita belum akan tahu.
Semakin dipertanyakan, maka semakin besar penasaranmu. Semakin pusing kepalamu memikirkan sesuatu yang masih menjadi rahasia Allah.
Jangan kau khayalkan.
Karena semakin kau khayalkan, semakin larut engkau dalam angan yang panjang. Tidak baik. Akan semakin mengotori hatimu. So clean your heart (maaf kalau bahasa inggrisnya kurang tepat.....:)